Mitos
Negriku di Pontianak
Saat
mendengar kata Pontianak, pasti banyak yang teringat akan cerita-cerita mistik
yang menguasai daerah ini, bahkan mungkin ada yang langsung teringat dengan
kuntilanak.
Percaya
atau tidak , sesungguhnya cerita-cerita mistik itu bukan hanya mitos belaka,
loh. Buat kamu yang suka menantang adrenalin dan pengen tahu kisah-kisah unik
dibalik daerah Pontianak, yang konon dikatakan kota Kuntilanak, ayo segera
dibaca deh! Dijamin ga bakal nyesel. Selain nambah ilmu, kalian juga bisa lebih
waspada, jika suatu hari nanti, ada yang mendapat kesempatan, mengunjungi
daerah ini. Pada penasaran, bagaimana ceritanya? Tunggu apa lagi,ayo segera
dibaca!
Konon
ceritanya, nama Pontianak mempunyai arti yang cukup mistik, yaitu perempuan
yang mati pada saat melahirkan dan arwahnya bergentayangan untuk balas dendam.
Pontianak sering diidentikkan dengan kuntilanak.
Sosok
kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik ataupun kembang desa.
Penduduk desa setempat bercerita bahwa, kuntilanak ini mempunyai kegemaran
untuk meneror penduduk kampung,untuk menuntut balas atas kematiannya. Disaat
muncul wanita ini selalu diiringi harum bunga kamboja, berjalan dan nongkrong
ditempat yang sepi. Laki-laki yang tak kuat iman dan tak berhati-hati bisa
langsung menjadi mangsanya. Pangkalan tempat bersemayamnya wanita jadi-jadian
ini tak lain adalah disetiap pohon-pohon besar.
Nah,
yang menjadi pertanyaan besar, mengapa Pontianak dijadikan nama ibu kota
Kalimantan Barat? Apakah ada hubungannya dengan kuntilanak? Pengen tahu? Ayo terusin membaca ! Saat ini
kita akan memasuki rana kumpulan cerita unik mengenai mitos dan asal usul kota
kuntilanak ini.
Pada
zaman dahulu , sebelum Pontianak menjadi kerajaan, dan pada akhirnya menjadi sebuah
kota,ternyata daerah ini menyimpan begitu banyak misteri . Konon daerah ini
mempunyai nilai mistik yang sangat kuat. Penduduk setempat meyakini bahwa, desa
yang mereka huni saat ini ialah hunian angker yang dipenuhi oleh makhluk halus, perlu kepekaan
khusus pada dunia gaib yang tak terlihat oleh mata telanjang, jika ingin hidup
selamat.
Para
leluhur yang telah menetap lama didesa ini, selama berabad yang lalu,
menurunkan cerita pada generasinya bahwa Pontianak berasal dari bahasa melayu
Puntianak ataupun Kuntilanak, yang berasal dari kata Bunting dan anak. Jika
digabungkan artinya wanita hamil yang meninggal pada saat akan melahirkan dan
anak itu belum sempat dilahirkan.
Wanita
ini diyakini meninggal pada saat melahirkan , karena melihat sebuah sosok
mengerikan, yang oleh penduduk setempat disebut dengan penunggu rumah, dalam
artian makhluk halus yang mendiami tiap rumah dikampung tersebut.
Tidak
puas akan kematiannya bersama sang anak yang akan dilahirkan dan tidak adanya
kehadiran sang suami dalam proses kelahiran anak mereka, arwah wanita ini
selalu bergentayangan menghantui dan mengganggu masyarakat. Wanita jadi-jadian
ini hanya muncul dimalam hari, dengan menjelma menjadi wanita cantik dan
menggoda laki-laki yang sudah caukup berusia dan mata keranjang atau biasanya
disebut bandot tua.
Ketika
sudah menemukan sasaran yang empuk, wanita jelmaan ini mulai mendekati mangsa
dan mulai merayu dengan kata-kata manisnya “Bang mau nemenin aku ga?” disaat
bandot tua mulai merespon, dengan jawaban dan kelakuan yang nakal, sang
kuntilanak langsung menembakan rayuan mautnya, “Bang aku mau pulang, boleh
anterin ga?” jawaban dan tindakan dari pertanyaan itulah yang menjadi penentuan hidup matinya mangsa.
Jika sang bandot menjawab “iya” dan mengantarnya, maka kuntilanak akan
membawanya pada tempat yang sepi dibawah pohon-pohin besar, untuk segera
menghisap darah bandot tua itu. Dengan menghisap darah, kuntilanak dapat terus
bertahan hidup.
Dilain
pihak , selain mengincar bandot tua, kuntilanak juga menyerang ibu-ibu yang
akan segera melahirkan, agar mereka bernasib sama , sebagai upaya untuk
membalaskan dendam atas kematiaannya. Ibu-ibu yang tidak mempunyai iman yang
kuat dapat melihat sosok menyeramkan dari kuntilanak, sehingga pada saat hendak
melahirkan ibu-ibu tersebut shock dan akhirnya meninggal.
Kuntilanak
ini termasuk hantu yang jahat, tidak puas hanya wanita melahirkan yang
meninggal, Kuntilanak juga meneror bayi-bayi yang baru saja dilahirkan, tiap
kali ia mendengar tangisan bayi yang baru saja lahir, kuntilanak langsung
segera menghampiri makhluk kecil tak berdosa itu, dan segera menghisap darah
tanpa belas kasihan.
Kehadiran kuntilanak, tentu
sangat meresahkan masyarakat, hingga pada akhirnya seluruh elemen masyarakat
sekitar, berkumpul menjadi satu untuk mencari solusi mengenyahkan atau melawan
kuntilanak. Penduduk setempat menyepakati bahwa cirri-ciri kuntilanak adalah
sebagai berikut : tertawa melengking, menangis tersendu-sendu, suka puing2
bangunan, sering bertempat di pohon-pohon besar, menyukai darah dan daging
anak-anak yang baru lahir.
Untuk menangkal gangguan pada ibu hamil dapat
diterapkan suatu strategi. Kuntilanak tidak akan mengganggu
wanita hamil bila wanita tersebut selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila
bepergian ke mana saja. Hal ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan
meletakkan gunting, jarum dan pisau di dekat tempat tidur bayi.Menurut
kepercayaan masyarakat , benda tajam seperti paku bisa menangkal serangan
kuntilanak. Ketika kuntilanak menyerang, paku ditancapkan di lubang yang ada di
belakang leher kuntilanak. Selain
itu masih ada cara lagi, cara lainnya adalah melawan kuntilanak dengan menangkap dan menggunting kuku dan
rambutnya, lalu menjejalkan rambut dan kuku itu di lubang belakang lehernya.
Karena langkah dan upaya-upaya
diatas masih belum terlalu efektif, masih banyak warga yang tidak berani dengan
kuntilanak, tidak sedikit dari mereka yang hanya melihat saja sudah
gemetaran,dan menahan pipis, apa lagi melawannnya. Akhirnya warga kampong berdiskusi
kembali dan mengatur siasat bagaimana untuk memusnahkan kuntilanak
bersama-sama, dan akhirnya ditetapkanlah solusi dengan memancing kuntilanak
menghampiri bayi yang baru lahir.
Pada suatu malam yang sudah
ditentukan oleh warga desa, hantu pontianak mendengar erangan seorang wanita
yang sedang melahirkan. Ia lalu terbang ke arah rumah wanita yang sedang
melahirkan itu, tidak sadar bahwa sudah ada sekelompok warga yang menyiapkan
penyergapan. Warga desa tersebut menangkapnya dengan sebuah jaring, yang menyebabkan
tubuhnya terpisah dari kepalanya. Dan sekelompok warga pada akhirnya membunuh
tubuh kuntilanak tersebut dengan membakarnya. Akibat dari kejadian itu para
kuntilanak sudah sangat jarang berkeliaran di Pontianak. Tubuh kuntilanak yang
habis terbakar diyakini masyarakat bahwa arwah penasaran wanita yang disebut
kuntilanak itu, masuk ke nirwana.
Setelah
kejadian itu, ternyata tidak bearti daerah Pontianak seutuhnya sudah bebas dari
kuntilanak yang berkeliaran. Pada saat tiba rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie yang
merupakan pendiri kerajaan Pontianak. Kuntilanak datang kembali menghantui
kampong ini, khususnya bagi pendatang baru, pada saat rombongan Syarif
menyusuri sungai Kapuas , yang merupakan sungai terpanjang dikalimantan, beliau
dan rombongan kembali diganggu oleh kumpulan kuntilanak yang sudah haus akan
darah segar manusia.
Ternyata, Syarif tidak kalah pintar
dengan kuntilanak, Sedikitpu beliau tak gentar apalagi takut untuk melawan
kuntilanak itu. Ia juga, bahkan memerintahkan semua rombongannya agar waspada,
hati-hati, dan harus siap melawan kuntilanak. Berkat kegigihannya memerangi
kuntilanak, akhirnya beliau memenangkan pertarungan,
Perlu diketahui bahwa beliau ini
adalah salah satu tokoh yang mendukung Indonesia dalam melawan kaum penjajah,
dan pada perkembangannya ia dipanggil sebagai sultan. Setelah sultan berhasil
memukul mundur para kuntilanak dan turut serta mengusir penjajahan Belanda di
Pontianak, ia mendapat kepercayaan penuh untuk mengolah Pontianak dan menjadi
raja yang pertama di kerajaan Pontianak. Pada zaman kepemimpinan beliau
Pontianak mengalami masa kejayaan. Dan dalam era kejayaan sultan inilah menjadi
titik, secara perlahan hilangnya pengaruh kuntilanak didaerah Pontianak, namun
tidak bearti saat itu kuntilanak sudah tidak ada.
Nah, kira-kira cukup sekian dulu ya,
cerita mengenai kota dimana aku dibesarkan . Kota yang didalamnya penuh dengan
cerita mistik. Menurut pembaca, kejawab ga ya, kenapa ibu kota Kalimantan Barat
itu disebut dengan Pontianak atau Kuntilanak, bahkan oleh orang tiong hua
disebut khuntien, yang artinya juga mirip-mirip dengan kuntilanak. Pasti
kejawab lah ya, walau presepsi tiap orang ga sama, tapi aku yakin semua jawaban
itu pasti benar.
(oleh : Yulius)
THE END