Pelayaran Panjang Menuju Ibu Kota
Berlayar, sebuah
kebanggaan tiap insan rindu aktualitas diri. Bermodal tekat bulat menciptakan
kesuksesan. Melangkah walau tak ingin. Menggoreskan diri pada jalanan penuh
liku.
Tak gentar
melangkah, demi cita-cita besar. Berlayar dengan kawanan perantau. Berbagi
nasib dan tanggungan bersama. Terpisah dari keluarga tersayang.
Penginapan di laut
lepas, terasing dari pulau. Suasana tak ubah pengungsian. Sungguh berbeda
dengan khayalan. Penginapan yang layak sungguh jauh dari kenyataan.
Pelayanan yang
diakomodir pemerintah sungguh mengecewakan. Berbeda pelayanan swasta yang
begitu nyaman. Pelayaran yang diselenggarakan pimpinan negri ini,tak layak konsumsi.
Butuh
pendisiplinan, pelatihan, dan pendampingan mewujudkan pelayaran berkualitas.
Pengangkutan penumpang melebihi kuota beresiko. Penjalan kepentingan bagai tak
melihat. Menutup mata pada kesemerawutan.
Insan miskin tak
berdaya, hanya diam. Tak kuasa berkoar, menuntut keadilan. Siapa peduli kondisi
penumpang ? Hanya uang dan kuasa, yang bicara. Kenyamanan milik orang berpunya.
Posisi berbahaya,
diberikan izin untuk dihuni. Tak peduli keselamatan insan yang rawan jatuh ke
laut. Asal tiket terjual, apapun dihalalkan. "Sampai kapankah situasi ini
digenerasikan?" Entahlah.
Hunian yang tak
nyaman bukan saja masalah Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). Pemberian
konsumsi juga masalah besar. Penumpang diberikan makanan yang layak dikonsumsi
kucing.
Tak diberikan
minum, nasi yang hitam, lauk pauk juga tidak ada.
Disaat melepaskan
hasrat membuang kotoran tubuh, juga menjengkelkan. Semua serba tidak terurus.
Penumpang diperbanyak tanpa diimbangi sarana dan prasarana.
Ingin rasanya
menerjang pimpinan pelayaran. Namun apa daya bertindak, kuasa membutakan semua.
Hanya bisa mencurahkan kekesalan mendalam ini dalam sebuah tulisan.
Kiranya, essay
pendek ini dapat dibaca dan ditindak lanjuti pimpinan negri ini. Besar harapan
kelak tiada lagi kesemerawutan dalam pelayanan PT.Pelni. Khususnya, untuk kuota
penumpang,makanan layak konsumsi, dan sarana prasarana yang menunjang keperluan
jasmani seperti membuang kotoran tubuh. (Yulius FE/UNJ)
Dokumentasi :