Senin, 21 Januari 2013

Dynamika Kehidupan Malam


Meneropong Secuil Potongan Dunia Malam

Malam yang kelam, menyimpan sebuah kisah yang tak sempat ditengok ,ketika  mentari menampakkan wujudnya. Dalam kegelapan yang semakin larut, otak ini dipaksa bekerja dua kali lipat lebih cepatnya, ntah melangkah maju atau mundur,namun alhasil tetap diam membisu. Sang waktu terus berjalan meninggalkanku dalam keheningan. 

Dalam batin, bergelolak dua buah bisikan antara pro dan kontra.  Bagian kutub yang pro, terus mengatakan “Lanjut aja bro!mau sampai kapan lo disini? Cemen banget, sih.”  Lantas bagian yang kontra juga tidak mau kalah, dengan menasehati begini ”Udah, mendingan lo lewat jalan yang lain, ga aman itu, depan sono jumlahnya buanyak, mati konyol ntar! Wah kalo dipikir-pikir bener juga tuh keduanya, tapi yah mau gimana? mesti pilih toh.

Setelah pertentangan yang hebat, tak piker panjang lagi,membulatkan tekad,mengumpulkan segala keberanian yang tersisa, beranikan diri menapaki langkah kedepan. Kawanan manusia yang lazim disebut banci, sudah menanti didepan . Tak kuasa menahan kepanikan yang luar biasa, jantung ini berdetak kian hebat, melebihi detak jantung saat berlari.

Dibawah pepohonan yang amat besar disepanjang jalan, tersebar beberapa banci yang sudah menunggui ataupun mencari mangsa dimalam yang mencengkram. Langkah demi langkah terus terukir kedepan, dalam hati ini,semua  bisikan yang tadinya debat pro dan kontra kini bersatu membisikan “ sudah, hajar aja bro! udah setengah jalan , terus melangkah atau tidak akan sampai rumah.” Mendapat bisikan yang demikian, semakin mantaplah langkah yang kujejakkan.

Kian langkah, kian dekat, tak mungkin rasanya untuk membalikkan badan dan melangkahkan kaki kembali kebelakang. Hanya dengan modal nekad terus melaju, berusaha tak menghiraukan kawanan banci yang jaraknya tak lebih, dari lima meter didepan. Sungguh kaki ini terasa lemas saat itu, disaat berpas-pasan dengan mereka, langkah pertama, aman, langkah kedua banci menatap sinis, dan yang ketiga makhluk jejadian itu mulai mengeluarkan suaranya yang berat. (Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar